Rabu, 08 Mei 2013

Naskah Drama : Wanita Berselendang Hitam


Penokohan

1. Afzal Mustaqim DM : Suparno

2. Aiza Rizki : Santri 3

3. Andhika Citra Buana : Suparman

4. Fauzan Riza : Ust. Ridho

5. Geubrina Ria Andarint : Ustadzah Humaira

6. Hafiz Alghazali : Kyai AlGhozali

7. Hudaya Thariq : Ust.

8. Laisa Karnita : Shofya Alkindi

9. Latifa Dara Meutuah : Putri Munawaroh

10. Luthfi Gus Pratama M : Kardiman

11. Mesrawati Ulfa : Nyai Alghozali

12. M. Aja Fajrian : Ust. Arif

13. M. Doni Kurniawan : Kyai Alghafur

14. Nanda Maulidayanti : Nyai Alghafur

15. Riezky Riatun Putri : Ustadzah Maryam

16. Syarifah Rahmi : Aminah

17. T. Harza Mauludi : Ust. Maulud

18. Tiara Fahmi : Santri 1

19. Uchti Aprilina : Putri Munawaroh versi tua

20. Ummi Safrianti : Santri 2

21. Zia Urrahmi : Santri 4

22. Zikri Adlika : Ust. Syahrul


19 November 2009
Di rumah seorang janda tua berusia 47 tahun, Putri Munawaroh. Dia sedang duduk bermain bersama cucu-cucunya.

Cucu 1 : Nenek, nenek.. certainlah masa muda nenek waktu dulu…

Putri Munawaroh : Masa muda nenek ya…?

Cucu 2 : Iya, masa muda nenek waktu masih bersama dengan kakek Syahrul..

Putri Munawaroh : Baiklah.. nenek bertemu dengan kakek kalian, kakek Syahrul jauh waktu nenek masih muda.. tapi sebelum menikah dengan kakek kalian, nenek menikah dengan kakek Kardiman. Begini ceritanya… itu terjadi sekitar 27 tahun yang lalu..

Solo, 20 Oktober 1973
Pesta pernikahan Putri Munawaroh dengan Kardiman anak Kyai besar Solo.
(Para tamu memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai)
Selamat ya.. selamat ya…

Kyai Alghafur : Alhamdullillah, akhirnya anak tunggal ana menikah juga.

Nyai Alghafur : Na’am. Putri Munawaroh, ummi do’akan pernikahan ini menjadi sakinah mawaddah warahmah.

Putri Munawaroh : Amin ya ummi,

Kyai Alghozali : Kardiman, kamu harus bisa menjaga istrimu yang cantik soleha ini. Beginilah akhirnya dayah abi bersatu dengan dayah Kyai Alghafur.

Nyai Alghozali : Na’am Kardiman, jagalah istrimu baik-baik walaupun dia ini istri keduamu.

Kardiman : Ummi, abi, pastilah Kardiman menjaga istri ana yang cantik ini.

(Tiba-tiba Ust. Syahrul yang terlambat datang mengucapkan selamat)

Ust Syahrul : Selamat Munawaroh, semoga kau bahagia dengan pernikahanmu ini.

Putri Munawaroh : Ust. Syahrul.. terima kasih.

Kardiman : Terima kasih, ana pasti akan membahagikan Munawaroh.

Hari demi hari berlalu akhirnya Putri Munawaroh tinggal bersama Kardiman dan istri pertamanya Aminah.

(Kardiman menggendong bayinya dan aminah menggosok)

Kardiman : Istriku, siang ini kita makan apa ya?

Aminah : Seperti biasa mas, sayur asam dan tempe.

Kardiman : Yah, sayur asam lagi.

Putri Munawaroh : Mas Kardiman, permisi ana mau pergi mengajar hari ini.

Kardiman : Ya,

Aminah : Pergi mengajar lagi? Lalu selalu aku yang mengerjakan pekerjaan rumah!

Putri Munawaroh : Afwan ya aminah,

Aminah : Alah, hanya afwan, afwan yang terucap dari bibirmu! Kau tidak tahu capeknya aku! Kau tidak punya anak Putri Munawaroh! Kau tidak mengerti! Dasar wanita mandul!

Kardiman : Aminah! Jangan menyombongkan dirimu! Aku dan munawaroh baru saja menikah! Maklumlah! Jika tak ada aku pun kau juga tak punya anak!

Aminah : Itu lebih baik daripada wanita ini!

Putri Munawaroh : (Putri Munawaroh gelisah) Maaf, ana permisi dulu..

(Putri Munawaroh segera pergi)
(Sesampainya di ruang kelas)

Putri Munawaroh : Assalammualaikum. Ayo cepat buka kitab kuning kalian.

Santri 1 : Eh, eh kalian tau nggak? Ust syahrul baru bawa pulang martabak mesir lho! Uups! Maksud ana Ust. Syahrul baru pulang dari mesir lho!

Santri 4 : Oh ustad Syharul yang ganteng itu ya…?

Santri 2 : Na’am, na’am ust syahrul memang keren…

Santri 3 : Astaghfirulah.. Uskut,uskut ya ukhti-ukhti.. ada udztadzah didepan..

Putri Munawaroh : Apa yang sedang kalian bicarakan..?

Para Santri : La, la ya ustadzah..

(Tiba-tiba Ust. Arif datang memasuki ruanagn)

Ust Arif : Assalamualaikum, ustadzah, anti dipanggil ke ruang rapat.

Putri Munawaroh : Oh, kalau begitu santri-santri baca-bacalah kalian dulu. Ana permisi keluar sebentar, Assalamualaikum.

Para Santri : Waalaikumsalam..

(Putri Munawaroh dan Ust Arif menuju ruang rapat)

Putri Munawaroh : Assalamualaikum,

Ustadzah maryam : Waalaikumsalam, munawaroh tafaddal.

Kyai Alghafur : Baiklah, semuanya telah berkumpul, Ust Maulud tolong dilanjutkan.

Ust Maulud : Langsung saja, ustadzah Munawaroh anti tahu kan kalau akhlak santri-santri kita kian memburuk?

Ust Ridho : Sahih ustadzah, santri-santri kita akhlaknya bukan seperti santri lagi.

Putri Munawaroh : Na’am ustad, ana juga merasakannya.

Ustadzah Maryam : Mungkin ini karena mereka sedang masa puber ya ustad.

Kyai Alghozali : Apanya yang sedang masa puber! Anti ini ustadzah seharusnya anti ini membimbing santri kita, bukan membela.

Ust. Arif : Na’am, na’am santri kita memang sudah berakhlak buruk!

Ust. Syahrul : Isbir, isbir ya ikhwani.. ini bukan tempat berdebat..

Kyai Alghafur : Na’am, mari kita bicarakan dengan kepala dingin.

Ust. Ridho : Sebaiknya kita shalat dahulu, azan zuhur telah tiba.

Ust. Maulud : Na’am, mari kita shalat dulu.

(Seluruh ustad dan ustadzah pergi meninggalkan ruangan)

Ust. Syahul : Kaifa haluk ya Munawaroh,

Putri Munawaroh : Bighair alhamdullillah, wa anta?

Ust. Syahrul : Alhamdullillah juga. Bagaimana dengan keluarga dan suamimu?

Putri Munawaroh : Baik-baik saja mas Syahrul.

(tiba-tiba seorang gadis masuk kedalam ruangan)

Shofya Alkindi : Assalamualaikum, akhi… oh, afwan ana tidak tahu.. (terkejut melihat Ust. Syahrul sedang berbicara dengan Putri Munawaroh)

(Ust. Syahrul tersadar oleh Shofiya)

Ust. Syahrul : Shofiya jangan pergi, ana akan mengenalkan anti dengan teman ana, Putri Munawaroh.

Shofiya Alkindi : Na’am akhi Syahrul, ismi Shofiya alkindi. Ana dari mesir.

Putri Munawaroh : Ismi Putri Munawaroh,

Shofiya Alkindi : Akhi Syahrul, ana datang kemari untuk menjemputmu,

Putri Munawaroh : Oh, kalau begitu ana permisi dulu. Assalamualaikum.

(Putri Munawaroh meninggalkan ruang rapat)
(Putri Munawaroh kembali kedalam kelas)

Putri Munawaroh : Assalamualikum, afwan tadi lama sekali.

Santri 3 : Ustadzah, tadi ada seorang gadis yang datang mencari Ustad Syahrul.

Santri 1 : Na’am ustadzah, orangnya cantik sekali…

Santri 2 : Seperti bulee…

Santri 4 : Sahih, kira-kira siapanya ust syahrul ya..?

Santri 2 : Ana dengar dari orang, katanya ust. Syahrul akan bertunangan dengan gadis mesir ya..

Santri 4 : Benarkah? Wah berarti gadis tadi itu ya.

Santri 1 : Ih.. jadi iri ya…

Santri 3 : Astaghfirullah.. tidak baik membicarakan orang lain ya ukhti-ukhti..

Putri Munawaroh : Sudah, sudahlah, pelajaran cukup sampai disini. Assalamualikum.

Para Santri : Waalaikum salam..

(Putri Munawaroh pergi keluar kelas)

Dirumah kardiman, kardiman duduk bersama 2 orang temannya suparno dan suparman.

Suparno : Eh man, kau sudah dengar tentang imam muda dari mesir itu?

Suparman : Oh, imam muda itu ya? Namanya Syahrul kan. Dia kan mengajar di dayah bapakmu man.

Kardiman : Oh, imam muda itu.

Suparno : Aku dengar si Syahrul itu dulu pernah melamar istri keduamu, si Munawaroh kan.

Suparman : Benar, tapi mertuamu menolaknya, hati-hati kau man.

Kardiman : oh begitu, pantas saja si Munawaroh itu bolak-balik pergi mengajar.

Suparno : Ya, siapa tahu dia bersama imam muda itu, hati-hatilah kamu man.

Suparman : Ya sudah, kalau begitu kami pergi dulu.

Suparno : Jam 3 nanti kami balik ya man.

(Suparno dan suparman segera pergi)

Putri Munawaroh : Assalamualaikum,

Kardiman : Darimana saja kau Munawaroh?!

Putri Munawaroh : Darimana? Ana ya pergi mengajar mas.

Kardiman : Halah… kau bersama imam muda itu kan! Si Syahrul itu kan!

Putri Munawaroh : Astagfirullah mana mungkin ana..

Kardiman : Pantas saja kau suka sekali pergi mengajar!

Puti Munawaroh : Tidak mas, mana mungkin..

Plakkk!!

(Kardiman memukul putri Munawaroh)

Aminah : Ada apa ini?! (Melihat Putri Munawaroh tersungkur) Oh, si Putri Munawaroh lagi ternyata! Kau selalu membuat masalah!

Putri Munawaroh : Tidak, tidak..

Aminah : Alah..mas Kardiman susu anakmu iin sudah habis. Tinggalkan saja si Munawaroh ini!

Kardiman : Awas kau pulang nanti!

(Kardiamn dan Aminah pergi)

Putrid munawaroh : Mengapa.. mengapa hidupku seperti ini..!?

(Putri Munawaroh menangis sambil menulis surat kepada Ust. sYahrul)

(Tiba-tiba Ustadzah Humairah datang)

Ustadzah Humairah : Assalamualaikum, Munawaroh ini ana Humairah.. Assalamualaikum..

Putri Munawaroh : Ustadzah..

Ustadzah humairah : astaghfirullah, munawaroh.. mengapa kau seperti ini?

Putri Munawaroh : Ustadzah.. aku, aku tidak sanggup lagi tinggal bersama mas kardiman, ustadzah…. Tolong..

Ustadzah Humairah : Istighfar, istighfar Munawaroh.. sabar..

Putri Munawaroh : Ustadzah, tolong sampaikan surat ii pada ustad Syahrul, ustadzah tolong…

Ustadzah Humairah : baiklah, baiklah Munawaroh.. akan nana sampaikan.. bertahanlah Munawaroh..

(ustadzah Humairah meningglkan munawaroh)

Berselang beberapa menit kemudian..

Ust. Syahrul : Assalamualaikum, (Kaget) Astaghfirullah apa yang terjadi padamu Munawaroh?!

Ptri Munaaroh : Mengapa hidupku jadi begini? Aku seharusnya bersamamu mas Syahrul… menikah denganmu..

Ust. Syahrul : Istighfar Munawaroh.. isbir, isbir

Putri Munawaroh : Aku tidak tahan lagi, mas! Aku tidak tahan lagi tinggal bersama mas kardiman! Bawa aku pergi mas Syahrul,,, bawa aku pergi!

Ust. Syahrul : Aku akan membantumu.. tapi tidak begini..

Putri Munawaroh : Nikahi aku mas Syahrul! Nikahi aku! (Putri Munawaroh melepas selendang hitamnya)

Ust. Syahrul : Astaghfirullah, tahan, tahan munawaroh..

BRAKK!
(Suparno dan suparman masuk dan membanting kursi)

Suparno : Apa-apaan ini?! Kalian berzina ya?!

Ust. Syahrul : Tidak, tidak ini salah paham!

Suparman : Halah…. Ini apa?!! Selendang ini!

Putri Munawaroh : Tidak, tidak..

(Kardiman datang bersama Aminah)

Kardiman : Ada apa ini?!

Suparman : Kardiman ini! (Menunjukan selendang hitam)

Kardiman : Benar kan selama ini! Aku tahu kau berselingkuh dengan imam muda ini Munawaroh! Kalian seret mereka keluar!

Suparno : Hoi semua orang kampung.. keluar kalian semua! Ada orang berzina di kampung kita!

(Seluruh orang kampung keluar sambil ribut-ribut)

(Ust. Syahrul dan Putri Munawaroh diseret ketengah jalan)

Kardiman : Lihat! Dua orang ini telah berzina dirumahku!

Seluruh orang : Apa?! itu ustad Syahrul kan?

(“Astagfirullah….” Suara orang ribut-ribut)
(tiba-tiba seluruh ustad dan kyai datang)

Kyai Alghafur : Ada apa ini?!

Suparman : Ini orang-orang yang telah menodai kampung kita!

Ust. Maulud : Kardiman, itu istrimu! Mengapa kau membiarkannya diperlakukan seperti itu!

Kardiman : Dia berzina ustad!

Kyai Alghozali : Astaghfiullah.. istrimu berzina?! Abi malu punya menantu seperti ini!

Nyai Alghozali : Aku tidak menyangka! Menantu ana berzina?! Memalukan!

Ustadzah Maryam : Isbir, isbir semuanya…

Putri Munawaroh : Tidak, abi.. ummi.. ini salah paham..!

Ust. Syahrul : Benar kyai, ana dan Munawaroh tidak berzina..

Suparno : Ini buktinya! Selendang ini!

Ust. Ridho : Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?!

Ust. Arif : Rajam! Orang-orang yang berzina harus dirajam!

Semua orang : Rajam!Rajam! harus dirajam!

(Seluruh orang melempar kerikik ke arah Putri Munawaroh dan ust. Syahrul)

Nyai Alghafur : Diam semuanya! Hanya orang-orang yang tidak pernah berbuat dosa yang boleh merajam mereka! Kau mau coba? Kau?

(sambil menyodorkan kerikil ketangan orang)

(Tiba-tiba Kyai Alghafur jatuh pingsan)

Ust Maulud : Kyai.. kyai bertahanlah..

(ust. Ridho, ust maulud, kyai alghazali menggotong kyai alghafur)

Putri Munawaroh : Abi… abi..

Kardiman : Walau bagaimanapun juga mereka ini harus tetap dirajam! Rajam!

Ustadzah Maryam : Diam semuanya! Coba kita dengarkan penjelasan dari mereka berdua! Munawaroh katakan yang sebenarnya!

Putri Munawaroh : Baiklah, aku memang berzina! Karena aku mencinta ustad syahrul! Aku tidak than lagi hidup bersamamu mas kardiman! Ceraikan aku sekarng! Talak aku!

Kardiman : Bila itu memang keingninanmu! Aku talak kau sekarang juga!

Putri Munawaroh : Mas Syahrul! Aku telah sah bercerai sekarang! Bawa aku pergi! Dan nikahi aku!

Ust Syahrul : munawaroh, baiklah bila iu keinginanmu.

Shofiya Alkindi : Akhi Syahrul.. akhi Syahrul..

(Putri Munawaroh dan Ust. Syahrul pergi meninggalkan kampung)

Nyai Alghafur : Bubar! Bubar kalian semua!

Solo 19 November 2009..

Kembali ke awal cerita Putri Munawaroh bersama cucunya..

Putri Munawaroh : begitulah, kisah nenek saat itu. Sangat miris bukan? Nenek harap hal seperti itu tak terjadi pada kalian..

Cucu 1 dan 2 : Iya nenek..

tamat

(Drama ini adalah parodi dari film Perempuan Berkalung Sorban)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar